Oct
20
Journal Review: Constructing the Self through Photo Selection
October 20, 2014 | 2 Comments
Saya membaca sebuah jurnal berjudul “Constructing the Self through the Photo Selection – Visual Impression Management on Social Networking Websites” oleh Andra Siibak (2009). Siibak menggunakan teori Erving Goffman (1959/1990) mengenai impression management untuk melihat bagaimana individu mengkonstruk self-nya di dunia maya melalui sebuah avatar, yaitu foto profil. Beberapa poin menarik:
- Komunitas online telah menjadi semacam “bengkel identitas,” tempat orang-orang mengkonstruksi dan merekonstruksi beragam self-domain mereka. Tempat bereksperimen dengan identitas. Identitas di media sosial adalah perpaduan antara konsep diri dan ekspektasi significant others mereka di media tersebut.
- Orang cenderung terlibat dalam aktivitas di media sosial untuk mengkomunikasikan impresi kepada orang lain sesuai dengan apa yang menurut mereka baik.
- Kita terus menerus memonitor self kita dengan tujuan mendapatkan perkenan dari orang lain dan memberikan impresi positif tentang diri kita sendiri. Proses ini dilakukan secara sadar maupun tak sadar.
Contoh: Secara tak sadar, saya sering mengedit gambar dan tulisan saya di media sosial berkali-kali hingga saya puas dengan efek “keren” yang akan saya timbulkan. - Individu cenderung menekankan atau meredam aspek-aspek tertentu dari self-nya, tergantung konteks situasi yang dihadapi. Individu berusaha mencitrakan diri sesuai norma dan ideal-self menurut kelompoknya atau kelompok yang ia ingin masuki.
- Anak-anak muda sangat sadar, hati-hati, dan strategis terhadap aspek-aspek yang diperlukan seseorang untuk menjadi populer di media.
- Ideal-self bermain di sini: Anak muda mengkonstruk self mereka di media sosial mengikuti apa yang berkenan bagi significant others mereka. Self yang seharusnya dan self yang sebenarnya diatur sesuai kondisi, dengan mudah bisa di-“main-main”-kan.
Contoh: Saya bicara banyak tentang politik di facebook, serta memposting foto-foto yang dapat memicu memori teman-teman baik saya atau dosen yang populer. - Manajemen impresi perempuan dan wanita berbeda: Perempuan lebih memperhatikan pedoman dari significant others, sementara laki-laki lebih pada pedoman yang ditentukan diri sendiri.
Contoh: Kekasih saya memasang foto dan status-status indah yang menimbulkan impresi positif (banyak like), sementara saya lebih jujur dan apa adanya karena idealisme saya sendiri (sedikit like). Ia selalu memasang foto profil tercantik, sementara saya tak ragu untuk memasang foto terjelek asalkan itu menyimbolkan sesuatu.
Sumber Baca:
Siibak, A. (2009). Constructing the Self through the Photo selection – Visual Impression Management on Social Networking Websites.Cyberpsychology: Journal of Psychosocial Research on Cyberspace, 3(1), article 1.
http://cyberpsychology.eu/view.php?cisloclanku=2009061501&article=1